Bismillaahirrahmaanirrahiim. Al-Hamdulillahirabbil’alamiin.
Pada kesempatan ini, mari mengulang kembali materi ini, agar kita semakin mantap dalam memperjuangkan konsep sehat ber-
dasarkan ajaran Islam. Rasa syukur patut kita ucapkan karena kita semua dalam keadaan beragama Islam, hidup dalam keluarga Islam dengan lingkungan yang Islami. Tentunya, hal-hal yang berhubungan dengan sehat dan sakit, bahwa tidak ada upaya lain kecuali dengan solusi dan cara-cara Islami. Insya Allah.
Betulkah Kita Butuh Solusi Kesehatan Secara Islami?
Lagi-lagi rasa syukur selalu kita panjatkan ketika menyadari bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi, akal pikiran, kekuatan, serta kekuasaan manusia sangatlah terbatas. Bukankah kita akan kembalikan semua urusan kepada-Nya? Jawabannya, pasti Iya. Walau pun kita masih mampu menggunakan akal, ilmu, dan teknologi serta kekuatan bahkan kekuasaan, akan lebih baik bila kita tetap mengutamakan perhatian kepada tuntunan Islam. Artinya, semua diawali dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang (Bismillaahirrahmaanirrahiim).
Betulkah semakian parah seorang Muslim menderita suatu
penyakit, semakin lemah sebuah teknologi untuk dapat membantu sehingga memberi harapan sembuh? Justru mengapa dalam kondisi demikian, dimana kondisi sakitnya semakin parah, barulah dia berdoa sebagai harapan terbesarnya akan sebuah keajaiban dari Allah SWT.…? Jawabannya ada dalam Al-Qur’an:
“Apabila aku sakit, maka Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (QS. 26/Asy-Syu’ara: 80)
Dialah Allah SWT. yang bisa memberikan harapan terbesar agar bisa sehat dan kebaikan dalam hidup ini. Dalam Islam, semakin parah seseorang menderita sakit, ternyata obatnya semakin sederhana, salah-satunya adalah: dengan senantiasa berdzkir mengucapkan basmalah, Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Di antara hikmah sakit adalah: sebagai penghapus dosa. Demi- kianlah yang disampaikan oleh Rasulullah SAW., bahwa sakit akan menggugurkan dosa bagaikan daun di pepohonan berguguran dan sehat adalah sebuah karunia bagi hamba-Nya. Masya Allah, Tabarakallah.
Tetapi bagaimana bisa mendapatkan keutamaan dalam hal ini?
1. Berobatlah dan konsumsilah dengan sesuatu yang halaalan- thayyiban, secara zatnya maupun perbuatannya. Rasulullah SAW. bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT. yang menurunkan penyakit dan juga obatnya, maka berobatlah kalian tetapi tidak boleh dengan sesuatu yang diharamkan atasmu.”
2. Berprasangka baik (husnudzan) dengan takdir Allah SWT..
3. Saat sakit, adalah saat yang baik untuk introspeksi diri atas kondisi yang dialaminya.
4. Tidak meninggalkan ibadah. Perkara ini adalah waktu terbaik melewati sebuah ujian walau pun dalam keadaan sakit dengan kondisi yang sangat lemah, tetapi ternyata masih istiqamah melakukan ketaatan ibadah kepada-NYA.
5. Mencari pengobatan yang lebih baik, dan ikhtiar untuk sembuh sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
6. Mati dalam kondisi yang baik (Husnul Khotimah).
Namun, bagaimana yang terjadi pada masyarakat Muslim secara umum?
1. Walau pun sembuh tetapi jauh dari rahmat Allah SWT., karena mengkonsumsi obat-obatan yang tidak halalan-thoyyiban atau melakukan pengobatan dalam bentuk kesyirikan.
2. Berobat lagi, dan sakit lagi dengan penyakit yang sama, bahkan bertambah parah dengan gajala penyakit baru.
3. Lebih takut terhadap penyakitnya dibandingkan takut akan ancaman dari Allah SWT..
4. Meninggalkan ibadah, tentunya tidak mendapatkan ampunan dari Allah SWT..
5. Berprasangka buruk (suu-udz-dzan) akan menimbulkan rasa keputusasaan.
6. Mati dalam keadaan buruk (suu-ul-khotimah).
Tahukah bahwa semua itu adalah kesalahan pengobatan menurut pandangan Islam, akibatnya menjadi orang gagal, rugi dunia serta akhirat? Karena itu, jadilah diri yang beruntung dengan menapaki jalan-Nya dari sisi kehidupan sehari-hari.
Insya Allah Anda akan kami bimbing terus dengan konsep pengobatan timur dan Islami. Siapapun Anda, dimanapun Anda, kami yakin semua membutuhkan kebaikan dari sisi Allah SWT.. Siapkah Anda?
Kami akan terus membimbing dengan konsep herba Islami untuk menuju masyarakat sehat, dengan konsep pengobatan yang halaalan-thoyyiban, dan semoga mendapat ridho-Nya. Aamiin
Bismillaahirrahmaanirrahiim… Al-Hamdulillahirabbil’alamiin.
Berikut ini, kita memulai lagi mengenai ilmu dan menuai manfaat. Insya Allah…
Sikap penderita sakit adalah bentuk potensi yang bisa me- nentukan diri menjadi semakin sehat atau semakin sakit bahkan bertahan dalam kondisi tersebut. Artinya, seorang penderita sakit akan berubah menjadi pribadi yang sehat, tergantung bagaimana cara dirinya bersikap.
Pernahkah kita mengalami penyakit diri yang tak kunjung sembuh, tetapi selalu hadir di setiap waktu ketika kita mengingatnya? Pernahkah kita mengalami penyakit dan menjadi sebuah status diri ini dan beranggapan penyakit yang tak kunjung sembuh dalam hidupnya?
Bagi yang senang menunggu penyakit rutin, bisa jadi akan mendapatkan penyakit yang sama dan di waktu yang sama ketika menunggu. Semua itu adalah kebiasaan yang membuat penyakit diri semakin bertahan dalam waktu yang lama.
Penyakit menjadi kekal disebabkan faktor “rasa cinta”. Rasa cinta terhadap penyakit adalah ketika selalu menceritakan riwayat penyakit yang dialami dan bahkan dicatat sebagai status diri sehingga cinta penyakit akan menjadikan diri terkorbankan.
Bukankah cinta perlu pengorbanan atau dikorbankan? Sakit tetapi selalu terulang kembali dengan bisikan kata yang sama. Artinya ketika seseorang berkata permasalahan penyakitnya yang sama, dia seolah-olah sangat gembira dan bangga berkata: “ini loh penyakit saya”. Kebanggaan ini menyebabkan sugesti besar bagi dirinya sehingga penyakitnya telah menyatu, tidak bisa dipisahkan. Bagaimana mau sembuh kalau sudah merasa satu penderitaan? Siapkah dia berkorban?
Pernahkah ketika mendapatkan sebuah solusi kebaikan tetapi kita menolaknya padahal itu adalah kebaikan? Ketika Anda melakukan ini, maka Anda telah menjadi pejuang dalam mempertahankan penyakit ini agar kekal abadi. Demikianlah di antara permasalahan sikap diri saat mendapat keluhan penyakit.
Tahukah bahwa sebagai seorang Muslim, tidak boleh berputus asa atas Rahmat-Nya? Tahukah tauladan kita, Rasulullah SAW.,
telah memberikan kabar gembira, bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya? Tahukah bahwa Allah SWT.telah memberikan dua kemudahan dan satu kesulitan? Tahukah bahwa Allah SWT. bersama dengan prasangka hamba-Nya?
Sungguh banyak penyakit yang muncul karena ulah tangan manusia sendiri dan sikap prasangka diri yang salah. Siapkah berubah untuk menjadi diri yang lebih sehat?
Sikap dan perasaan demikian menunjukkan organ dalam tubuh mengalami kelembaban, sehingga menjadikan setip diri lemah, tidak mampu menguatkan keyakinan bahwa penyakit ada saatnya akan berpisah dengan dirinya. Lembab menjadikan lendir dalam tubuh meningkat, sehingga menyebabkan sulit berpikir kuat dan sehat. Kelembaban melemahkan lambung, hati, dan jantung.
Segeralah perbaiki dengan melakukan tindakan berikut:
Lendir dalam tubuh perlu dikeluarkan dengan cara rutin mengkonsumsi Madu Kuning Sehat Lambung hangat 2 sdm, 3 x sehari. Hal ini akan menguatkan motivasi besar untuk menyelamat- kan diri dari keterpurukan mental yang lemah.
Segeralah bersama kami menuju sehat dan semoga Allah SWT. ridhoi perjuangan ini… Aamiin.